Jumat, 16 Maret 2012

bagaimana sebuah sikap integritas dimulai

Seorang ayah baru saja meletakkan sepanci oatmeal di atas kompor ketika mendengar telepon berdering diruang kantor.
Saat ia menerima telepon dan kembali, oatmeal itu
hangus, dan panci itu menghitam.
Putrinya yang berusia sebelas tahun, yang hari itu
bertugas mencuci piring menatap ayahnya dengan
khawatir.
“Jangan khawatirkan panci itu,” katanya kepada
putrinya. “Aku yang menghanguskannya, dan aku
yang akan membersihkannya. Cuci saja yang lain,
aku akan membereskannya malam ini.”
Keesokan hari, putrinya masuk ke kamar sambil
memegang panci gosong. Kebingungan terlihat
dimatanya.
“Ayah, kau berjanji akan membersihkannya,”
katanya. “Kau sedang menulis buku tentang kata,
tapi kau tidak memenuhi kata-katamu sendiri.”
Tuduhan itu menusuk sekali. Kevin Hall memang
sedang menulis sebuah buku tentang kata-kata,
Aspire. Ia pun meminta maaf dan mencuci panci
itu. Saat itu juga. Seperti sedang tertangkap basah
rasanya.
Ia kemudian bertanya dalam hati berapa kali ia
telah sembarangan berjanji dan membuat orang
lain kecewa.
Ia bertekad akan menepati janji lain waktu. Jelas ia
perlu memperbaiki integritas, salah satu definisi
modern populernya adalah jujur dan memiliki
keyakinan moral yang kuat.
Pengertian mudah tentang integritas adalah
melakukan hal yang benar disaat yang tepat,
walaupun tidak diketahui oleh orang lain.
Hidup berintegritas dimulai dengan membuat dan
memenuhi janji, sampai seluruh kepribadian
manusiawi, panca indera, pemikiran, perasaan
serta intuisi, akhirnya menjadi terpadu dan
harmonis.

Sumber:zoom-indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar